Selasa, 27 Oktober 2009

Perlukah berubah dan bagaimana menyingkapi perubahan?



Disuatu tempat dan disuatu masa terdapat sekelompok lebah dengan dipimpin seekor ratu lebah yang cantik dalam keadaan yang aman tenteram, serba berkecukupan dan berada dalam lingkungan alam yang begitu bersahabat dengan mereka. Ada yang menarik dalam komunitas tersebut dimana mereka hanya mencari nectar dari satu jenis bunga pohon tertentu saja, padahal dilingkungan tersebut dipenuhi oleh beraneka ragam tanaman dan beraneka ragam bunga namun mereka tidak mau mengambilnya, tetap saja mereka menghisap nectar dari jenis tertentu tersebut. Mereka beraggapan bahwa nectar dari pohon tersebut adalah yang terbaik, nomor satu, tanpa pernah sekalipun berusaha untuk mempelajari dan merasakan jenis lainnya. Seringkali pohon tersebut mereka anggap sebagai dewa penyelamat bagi mereka dan mereka keramatkan . Turun temurun kejadian tersebut berlangsung, tidak ada yang berubah, semuanya berada dalam kondisi yang membuat mereka terlena , dinina bobokan oleh keadaan, hingga mereka tidak sadar akan kelebihan alam yang sama sekali belum mereka olah untuk kesejahteraan mereka. Hingga akhirnya karena suatu bencana alam semua diporak porandakan, pohon yang selama ini mereka dewa-dewakan musnah sudah. Mereka yang selama ini terlena oleh keadaan menjadi kebingungan, menjadi serba salah, saling menyalahkan satu dengan lainnya. Mereka tidak siap menghadapi perubahan keadaan yang ada, sibuk meratapi nasib yang mereka alami.

Tidak jauh dari komunitas tersebut terdapat juga komunitas lebah yang dipimpin seekor ratu lebah yang cacat secara fisik, namun sang ratu dengan bijaknya memimpin warganya. Walaupun daerah dimana mereka berada tidak kaya pohon maupun bunga yang bisa dihisap nectarnya, namun warganya disadarkan untuk menerima kekayaan alam yang ada dengan penuh syukur, dinikmati, dan diolah sebaik mungkin sambil terus menemukan sumber daya alam baru atau menemukan cara-cara inovasi terbaru. Tatkala merekapun menerima bencana alam maka mereka lebih siap menghadapinya, dengan cepatnya mereka bangun. Tegak berdiri kembali, dengan sisa-sisa tenaga dan sumber daya yang ada. Seolah-olah tidak ada kejadian yang menimpa mereka, hadapi saat ini dan masa depan dengan penuh semangat.

Seringkali dalam hidup kita menghadapi berbagai perubahan yang ada. Baik perubahan diri pribadi sendiri maupun lingkungan sekitar kita. Tidak ada yang tetap. Seringkali kita juga terjebak dalam kondisi kemapapan yang kita alami, terlena, sehingga tidak siap untuk menerima perubahan yang ada. Dalam bukunya Managing Change at Work, Scott & Jaffe menjelaskan tahapan respon terhadap perubahan yang dialami oleh individu, sebagai berikut:
Menyangkal/Denial 
Pada tahap ini, individu berusaha menyangkal atau menolak informasi, dengan cara melindungi diri dengan bersikap acuh, meremehkan, meminimalisir dampak perubahan terhadap diri kita sendiri, seakan-akan perubahan ini hanya bersifat sementara. Penyangkalan ini merupakan suatu reaksi terhadap kondisi-kondisi eksternal lingkungan yang berubah. 
Bertahan/Resistance 
Tahap berikutnya adalah bertahan untuk tidak berubah. Kondisi ini muncul sebagai suatu reaksi yang datang dari dalam/internal individu itu sendiri (perasaan). Biasanya muncul dalam bentuk anakronisme (kebiasaan masa lalu), menyalahkan orang lain atau berpura-pura seakan perubahan itu tidak terjadi.
Mencari Tahu/Exploration
Tahap ini merupakan awal dari suatu tahap penyesuaian diri. Pada tahap ini individu mulai menyadari bahwa perubahan tidak dapat dihindari dan mulai mencari tahu atau melakukan eksplorasi tentang kemungkinan-kemungkinan atau cara-cara baru dalam melakukan sesuatu.
Komitmen/Commitment
Individu pada tahap ini sudah berhasil menyesuaikan dirinya terhadap perubahan yang terjadi dan berkomitmen mendukung perubahan itu sendiri. Individu tersebut memiliki fokus perhatian pada bagaimana caranya membuat sistem tetap berjalan dan meningkatkan cara kerja sistem itu. Pada tahap ini individu terus mencari kesempatan dan peluang untuk berkembang dan beradaptasi lebih jauh lagi.

Cerita lebah diatas dan teori diatas sebagai gambaran akan pribadi kita masing-masing dalam menghadapi perubahan yang selalu ada di depan mata dan di diri kita. Ditahapan mana kita dalam menyingkapi perubahan? Perlukah berubah dan bagaimana menyingkapi perubahan ? Hanya diri kita masing-masing. yang mengetahui. Selalu eling dan waspada mungkin ini sikap yang seringkali kita dengar. Semoga kita semua bisa menerima dan menghadapi perubahan dengan lebih bijak, lebih dewasa, kita terima semuanya dalam porsi yang sama. Selama kita masih bisa bernapas tidak akan pernah kita lewatkan perubahan yang ada. 













Tidak ada komentar: