Sedikit pembelajaran hidup dari Serial Bu Kek Siansu
Perbuatan apa pun yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, tidak lah benar jika di belakangnya bersembunyi pamrih apa pun.
Sesuatu perbuatan boleh jadi oleh umum dianggap sebagai perbuatan baik, namun apabila perbuatan itu menyembunyikan pamrih, baik yang disadari maupun tidak, maka perbuatan itu tidak benar.
Perbuatan menolong orang lain oleh umum dianggap baik, namun jika hal itu dilakukan dengan pamrih apa pun, itu bukanlah menolong namanya, melainkan hanya memberi pinjam untuk kelak ditagih kembali dalam bentuk pembalasan budi!
Selama yang berbuat itu merasa bahwa dia berbuat baik, merasa bahwa dia menolong, di dalam perasaan ini sudah terkandung pamerih! Jelas tidak benar!
Dan selama ada pamrih di balik setiap perbuatan, pasti akan mendatangkan penyesalan, kebanggaan, kekecewaan, dendam, penjilat, penindasan dan lain-lain.
Setiap berbuatan barulah benar jika didorong atau didasari oleh CINTA KASIH!
Kita miskin akan cinta kasih sehingga setiap perbuatan kita dicengkeram pamrih.
Kalau cinta kasih memenuhi hati kita, maka segala pamrih akan lenyap tanpa bekas dan setiap perbuatan kita adalah wajar dan tentu saja benar karena dasarnya cinta kasih yang melekat pada bibir setiap orang, yang menjadi hampa karena disebut-sebut dan disanjung-sanjung, diberi pengertian lain, dan dipecah-pecah!
Di mana terdapat cemburu, benci, sengsara, marah, dan lain-lain, cinta kasih tidak akan ada.
Di mana terdapat si "aku" yang selalu mengejar keuntungan dan kesenangan lahir batin, cinta kasih tidak akan pernah ada. karena bagi Si Aku, cinta kasih berarti kesenangan untuk "aku" lahir batin yang berupa ketenteraman, jaminan, kepuasan, dan kenikmatan. Maka, sekali satu di antara yang dikejar itu luput, berakhirlah cinta kasihnya dan berubah menjadi cemburu, kemarahan dan kebencian!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar