Minggu, 24 Mei 2009

Ultraman Vs Perubahan

Seperti biasa kalau libur kerja, kusempatkan waktu yang ada untuk menemani dan memperhatikan perkembangan anakku "Dewa". Kesenangannya seperti anak laki-laki lainnya senang melihat film "robot" kata anakku, sedangkan yang dimaksud disini adalah film Ultraman Max. Kuperhatikan dia betapa asiknya dia menyaksikan film tersebut, sambil sesekali menirukan gayanya. Tersenyum aku dibuatnya, sambil kuikuti pula jalan ceritanya. Pada episode tersebut diceritakan bagaimana Kaito yang bisa berubah wujud menjadi Ultraman Max tidak terima dengan usaha Dash (Pasukan penjaga keselematan bumi) untuk mempelajari dan menyelidiki kehadiran Ultraman. Dan pada saat adanya serangan dari sebuah monster yang akan mengacaukan bumi, timbul keinginannya untuk membuktikan diri agar semuanya bisa tau bahwa Ultraman adalah seorang pahlawan, hero sejati yang patut dibanggakan. Namun yang terjadi sungguh kebalikannya, Kaito tidak bisa merubah wujudnya menjadi Ultraman dan dirinya celaka. Teman-teman bahkan bosnya tidak menyukai apa yang dilakukannya. Hingga akhirnya diapun sadar bahwa dahulu saat awal bergabung , Ultraman mau bergabung dengan dirinya dan meminjam tubuhnya selama 3 menit untuk menyelamatkan bumi. Diapun sadar bahwa tidaklah pantas menggantungkan diri terlalu banyak terhadap Ultraman, dan tidak pantas untuk menggagung-agungkan dirinya. Masih kulihat tingkah polah anakku, kucari posisi untuk merebahkan tubuhku . Maklum sudah berumur, jadi pinggang harus direbahkan. Leyeh-leyeh kata orang jawa.

Bagian dari film tersebut membuatku sadar dan menertawakan diriku sendiri, betapa seringkali aku juga berbuat seperti Kaito. Berusaha untuk menjadi yang terhebat, merasa diri sok pintar, ingin semuanya mengikuti kata-kataku dan berusaha agar orang lain memandang diriku hebat, seorang Ultraman atau hero. Bahkan mungkin tidak hanya aku, orang lain juga seringkali berbuat begitu pula. Masing-masing berusaha untuk menjadi Ultraman, yang membuat orang lain kagum, mengagung-agungkannya. Seringkali kutemui betapa orang akan berusaha untuk mendapatkan pengakuan sebagai seorang Ultraman/hero dengan mengabaikan lingkungan sekitarnya. Saling sikut, saling hajar , saling menyakiti demi terciptanya sebuah "Ultraman Semu". Apalagi disaat sekarang ini, setiap kali membaca berita di koran dan televisi yang ada hanya sebuah adu argumen antara masing-masing capres-cawapres. Masing-masing dengan jargon-jargon politiknya menyuarakan janji-janji manisnya, saling menyerang satu dengan yang lainnya. Berusaha untuk menjadi Ultraman-ultraman Semu, yang bisa menjadi harapan bagi semua orang.


Sungguh kehidupan yang sangat memilukan, dan menyedihkan. Sudah begitu sakitkah bangsa ini. Benarkah merekalah Ultraman yang akan sanggup membebaskan kita semua dari segala kesusahan, kemiskinan, keterpurukan selama ini. Tersenyum aku dibuatnya, sambil sejenak kuperhatikan lagi tinggah polah Dewa yang menginspirasiku. Betapa polosnya tingkah lakunya, semua dilakukannya tanpa adanya sang "Aku" yang mendominasinya. Perubahan yang mereka iming-imingkan kepada kita semua adalah semu belaka. Sungguh ironis sekali apabila kita mengharapkan adanya perubahan yang ada dalam sekejap. Tidaklah mungkin hanya mengharapkan keberhasilan dari seorang Ultraman untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada. Bahkan seribu Ultraman mungkin tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan bangsa ini.

Alangkah akan menjadi lebih baik, apabila kita semua daripaha mengharapkan seorang Ultraman berusaha untuk menjadi Ultraman-ultraman kecil yang dengan sukarela dan siap mengatasi segala permasalahan yang ada. Berusaha untuk mencoba menginventarisir segala permasalahan yang ada di diri kita dahulu dan menyelesaikan permasalahan yang ada di masing-masing pribadi. Bangkit menggunakan dengan menggunakan segala kelebihan dan kekurangan yang ada. Perubahan tidak akan terjadi dengan mudah tanpa adanya perubahan pola pikir kita, mindset kita selama ini harus dirubah. Berusaha untuk merobah diri kita menjadi lebih baik lebih dahulu, sehingga akan mempengaruhi perobahan di sekitar kita. Segala keegoan dan keakuan yang ada di diri kita harus dibuang jauh-jauh, semua yang kita punya merupakan anugrah dan peminjaman dari Sang Pencipta. Niscaya adanya kemauan untuk merobah pola pikir kita maka akan tercipta angin perubahan yang akan membawa nasib kita dan bangsa ini menjadi lebih baik.

Mungkin sedikit postingan ini akan membuat kita tersadar bahwa sebenarnya kitapun bisa menjadi seorang Ultraman Sejati, yang dengan penuh kesadaran dan ketulusan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan bekerja untuk menghasilkan yang berguna bagi bangsa ini. Gunakanlah kelebihan dan keunggulan kita masing-masing, sebelum semuanya diambil kembali oleh Sang Pencipta.


dedicated to "Dewa (Keshav)" , "Arjun or Sophie"




Tidak ada komentar: