Sambil minum segelas kopi pahit dan menikmati kicauan burung prenjak di teras rumah teringat kembali kisah dua remaja yang sudah kuanggap adikku sendiri. Sebut namanya Monica dan Sisca. Keduanya merupakan dua orang sahabat yang sedang beranjak remaja, kemana-mana selalu bersama. Suatu sore mereka main ke kostku waktu aku sedang di rantau
"Sore mas kham, lagi ngapain?" kata Monica, biasa itu anak lebih aktif, lebih ceplas-ceplos kalau bicara dibandingkan dengan Sisca yang agak pendiam.
"Biasa Mon lagi main game, abis mau jalan-jalan malas, macet dimana-mana. Kok tumben sore-sore ketempatku, biasanya kan jalan-jalan ke mall."
"Iya nih mas, mau nanyain sesuatu." kata Monica lagi sambil cari tempat untuk duduk.
"Boleh-boleh saja, asal jangan nanyain cowok ya Sis. Dari tadi diam saja, lagi mikirin cowok ya, sudah kangen ya?
"Enggak-enggak, mas kham nih suka nggodain aku saja." jawab Sisca sambil tersipu-sipu.
"Gini mas ,cuma mau nanya kok. Kalau mau beli komputer PC itu bagusnya yang bagaimana ya?" tanya Monica.
"O gitu ya, kirain mau nanya aja. Baca aja PC Media, PC Plus, atau yang lainnya. Ada tuh di rak,ambil dan bawa pulang juga boleh kok." kataku sambil, mengatur strategi game. Maklum lagi tanggung main game football manager.
Kemudian mereka membaca buku-buku, atau majalah yang ada. Kubiarkan saja sambil kuteruskan game kesukaanku. Serius sekali mereka membacanya, tak terasa sudah menjelang Adzan Magrib.
"Gimana sudah ketemu, kakak mau mandi nih. Bawa pulang aja, dibaca-baca dulu ya." kataku
"Kasih tau saja yang gampang gimana mas, buat referensi, Ntar kami terusin bacanya di rumah" kata Monica.
"Begini ya sebenarnya dalam menentukan komputer yang akan dibeli kalian pikirkan saja mulai dari akan digunakan untuk apa komputer tersebut, buat mengerjakan tugas sekolah, mengedit foto atau film atau untuk yang lainnya. Budget yang dipunyai berapa untuk membeli komputer. Jenis komputer yang akan dibeli, "rakitan" atau "branded". Kalau itu sudah kalian putuskan , mungkin akan memberikan yang terbaik bagi kalian." kataku menjelaskan kepada Monica dan Sisca.
" Oke deh mas kham yang baik, kita pulang dulu. Thanks U " kata Monica. sambil tersenyum simpul. Memang sedikit "nakal" adikku yang satu itu. Kemudian mereka berdua pergi pulang. Dan akupun langsung mandi, siap-siap keluar mencari makanan buat makan malam. Maklum anak kost, perut sudah keroncongan belum makan dari tadi siang.
Kemudian selang beberapa bulan mereka datang lagi ke temapat kostku, biasa sambil ngobrol-ngobrol kesana-kemari layaknya anak remaja, mereka menceritakan pula komputer yang mereka beli. Monica ternyata lebih menyukai PC Rakitan dengan budget yang sama dengan yang dimiliki oleh Sisca. Dia selektif memilihnya sesuai dari fungsi komputer yang akan dia gunakan untuk multimedia, procesor, motherboard dengan chipsetnya, hardisk, ram, vga card, soundcard, diskdrive, hingga sampai ke chasing dan monitor dicermati betul-betul. Sehingga dengan budget yang ada terwujud sebuah komputer yang benar-benar mencerminkan keinginan dirinya. Disamping itu dia juga membaca buku-buku, majalah yang selama ini dipinjamnya, maupun membeli buku-buku komputer sehingga pengetahuan dia akan komputer semakin bertambah. Lain halnya dengan Sisca anaknya memang lebih kalem, dan dia tidak mau repot sehingga lebih memilih PC branded. Yang penting punya komputer itu sudah cukup. Tersenyum aku melihat tingkah polah mereka, senang sekali melihatnya. Ternyata setelah kuperhatikan benar-benar, terdapat perbedaan karakter yang mencolok antara keduanya.
Seiring dengan berjalannya waktu, aku harus pindah ke kota Lain dan memulai kehidupan baru. Lama tidak kudengar kabar dari mereka berdua, kangen juga sebenarnya melihat mereka yang sudah seperti adikku sendiri. Ketika kubuka emailku, aku memperoleh email dari Monica. Langsung kubuka email dan kubaca. Lama sekali aku membacanya, tertegun aku membacanya. Sungguh haru, bangga bercampur sedih perasaanku saat itu, mungkin kalau tidak malu dengan teman sekantor sudah keteteskan air mataku. Monica bercerita dan berterima kasih atas saran-saranku waktu akan menentukan komputer yang akan dibelinya. Dia memanfaatkan benar komputer yang ada, dan terus belajar tentang ilmu-ilmu komputer. Hingga akhirnya sekarang dia sudah hidup berkecukupan dan berbahagia berbekal program-program komputer yang dia ciptakan dan mampu menghidupinya untuk menjalani hidup. Monica juga menceritakan juga bagaimana hidup Sisca sekarang yang sangat menderita, keluarganya berantakan, dan dia sekarang masih menganggur. Luntang-lantung tidak karuan, bahkan terjerumus ke dalam kehidupan malam. Kubalas email Monica, kukabarkan juga keadaanku sekarang baik-baik saja , kutuliskan rasa kangenku buat adikku tersayang.
Pulang kerja, kusapa anak dan istriku. Kutumpahkan rasa kasih sayangku kepada mereka. Kusyukuri segala nikmat yang dikaruniakan Sang Pencipta selama ini. Tengah malam dikala semua angota keluargaku tertidur, aku bangun merenungkan kembali cerita Monica. Sungguh sebuah pengalaman hidup yang teramat indah untuk dilupakan. Ternyata berbekal sebuah benda yang sangat sederhana sebuah "Komputer" banyak pelajaran hidup yang bisa digali. Monica walaupun masih remaja ternyata mampu berfikir jauh kedepan. Sebuah komputer apabila diibaratkan dengan tubuh kita, maka terdiri dari berbagai macam bagian mulai dari badan sebgai chasingnya yang , otak sebagai prosesornya, kemudian bagian-bagian lainnya yang merupakan accesoris. Mungkin Sang Pencipta sudah menentukan jenis procesor, mainboard, hardisk, ram, vga card, sondcard sampai chipsetnya yang ada dalam tubuh kita. Masing-masing memilki karateristik sendiri-sendiri. Monica mengajariku untuk mengetahui komponen, kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diriku. Berusaha untuk menerimanya dengan iklas dan belajar untuk mengupgrade kekurangan yang dimilki. Mengunakan kelebihan dan kekurangan secara bijak untuk memperoleh hakikat hidup yang hakiki. Berusaha menemukan jatidiriku, sehingga semakin mengenal akan diriku. Berusaha menjadi diri sendiri, tanpa berusaha mencontek kehidupan orang lain. Semakin aku mengenal diriku secara lebih dalam, semakin memudahkanku dalam melangkah, semakin ringan dalam menjalani hidup ini. Semoga jalan hidup yang kutempuh "benar" arahnya, terus kutempuh perjalanan sambil kupasrahkan semuanya kepadaNya.
Terinspirasi dari lagu "Jati Diri" dari Lilo-Kla
Dedicated to "Dewa (Keshav)" , "Sophie or Arjun"
"Biasa Mon lagi main game, abis mau jalan-jalan malas, macet dimana-mana. Kok tumben sore-sore ketempatku, biasanya kan jalan-jalan ke mall."
"Iya nih mas, mau nanyain sesuatu." kata Monica lagi sambil cari tempat untuk duduk.
"Boleh-boleh saja, asal jangan nanyain cowok ya Sis. Dari tadi diam saja, lagi mikirin cowok ya, sudah kangen ya?
"Enggak-enggak, mas kham nih suka nggodain aku saja." jawab Sisca sambil tersipu-sipu.
"Gini mas ,cuma mau nanya kok. Kalau mau beli komputer PC itu bagusnya yang bagaimana ya?" tanya Monica.
"O gitu ya, kirain mau nanya aja. Baca aja PC Media, PC Plus, atau yang lainnya. Ada tuh di rak,ambil dan bawa pulang juga boleh kok." kataku sambil, mengatur strategi game. Maklum lagi tanggung main game football manager.
Kemudian mereka membaca buku-buku, atau majalah yang ada. Kubiarkan saja sambil kuteruskan game kesukaanku. Serius sekali mereka membacanya, tak terasa sudah menjelang Adzan Magrib.
"Gimana sudah ketemu, kakak mau mandi nih. Bawa pulang aja, dibaca-baca dulu ya." kataku
"Kasih tau saja yang gampang gimana mas, buat referensi, Ntar kami terusin bacanya di rumah" kata Monica.
"Begini ya sebenarnya dalam menentukan komputer yang akan dibeli kalian pikirkan saja mulai dari akan digunakan untuk apa komputer tersebut, buat mengerjakan tugas sekolah, mengedit foto atau film atau untuk yang lainnya. Budget yang dipunyai berapa untuk membeli komputer. Jenis komputer yang akan dibeli, "rakitan" atau "branded". Kalau itu sudah kalian putuskan , mungkin akan memberikan yang terbaik bagi kalian." kataku menjelaskan kepada Monica dan Sisca.
" Oke deh mas kham yang baik, kita pulang dulu. Thanks U " kata Monica. sambil tersenyum simpul. Memang sedikit "nakal" adikku yang satu itu. Kemudian mereka berdua pergi pulang. Dan akupun langsung mandi, siap-siap keluar mencari makanan buat makan malam. Maklum anak kost, perut sudah keroncongan belum makan dari tadi siang.
Kemudian selang beberapa bulan mereka datang lagi ke temapat kostku, biasa sambil ngobrol-ngobrol kesana-kemari layaknya anak remaja, mereka menceritakan pula komputer yang mereka beli. Monica ternyata lebih menyukai PC Rakitan dengan budget yang sama dengan yang dimiliki oleh Sisca. Dia selektif memilihnya sesuai dari fungsi komputer yang akan dia gunakan untuk multimedia, procesor, motherboard dengan chipsetnya, hardisk, ram, vga card, soundcard, diskdrive, hingga sampai ke chasing dan monitor dicermati betul-betul. Sehingga dengan budget yang ada terwujud sebuah komputer yang benar-benar mencerminkan keinginan dirinya. Disamping itu dia juga membaca buku-buku, majalah yang selama ini dipinjamnya, maupun membeli buku-buku komputer sehingga pengetahuan dia akan komputer semakin bertambah. Lain halnya dengan Sisca anaknya memang lebih kalem, dan dia tidak mau repot sehingga lebih memilih PC branded. Yang penting punya komputer itu sudah cukup. Tersenyum aku melihat tingkah polah mereka, senang sekali melihatnya. Ternyata setelah kuperhatikan benar-benar, terdapat perbedaan karakter yang mencolok antara keduanya.
Seiring dengan berjalannya waktu, aku harus pindah ke kota Lain dan memulai kehidupan baru. Lama tidak kudengar kabar dari mereka berdua, kangen juga sebenarnya melihat mereka yang sudah seperti adikku sendiri. Ketika kubuka emailku, aku memperoleh email dari Monica. Langsung kubuka email dan kubaca. Lama sekali aku membacanya, tertegun aku membacanya. Sungguh haru, bangga bercampur sedih perasaanku saat itu, mungkin kalau tidak malu dengan teman sekantor sudah keteteskan air mataku. Monica bercerita dan berterima kasih atas saran-saranku waktu akan menentukan komputer yang akan dibelinya. Dia memanfaatkan benar komputer yang ada, dan terus belajar tentang ilmu-ilmu komputer. Hingga akhirnya sekarang dia sudah hidup berkecukupan dan berbahagia berbekal program-program komputer yang dia ciptakan dan mampu menghidupinya untuk menjalani hidup. Monica juga menceritakan juga bagaimana hidup Sisca sekarang yang sangat menderita, keluarganya berantakan, dan dia sekarang masih menganggur. Luntang-lantung tidak karuan, bahkan terjerumus ke dalam kehidupan malam. Kubalas email Monica, kukabarkan juga keadaanku sekarang baik-baik saja , kutuliskan rasa kangenku buat adikku tersayang.
Pulang kerja, kusapa anak dan istriku. Kutumpahkan rasa kasih sayangku kepada mereka. Kusyukuri segala nikmat yang dikaruniakan Sang Pencipta selama ini. Tengah malam dikala semua angota keluargaku tertidur, aku bangun merenungkan kembali cerita Monica. Sungguh sebuah pengalaman hidup yang teramat indah untuk dilupakan. Ternyata berbekal sebuah benda yang sangat sederhana sebuah "Komputer" banyak pelajaran hidup yang bisa digali. Monica walaupun masih remaja ternyata mampu berfikir jauh kedepan. Sebuah komputer apabila diibaratkan dengan tubuh kita, maka terdiri dari berbagai macam bagian mulai dari badan sebgai chasingnya yang , otak sebagai prosesornya, kemudian bagian-bagian lainnya yang merupakan accesoris. Mungkin Sang Pencipta sudah menentukan jenis procesor, mainboard, hardisk, ram, vga card, sondcard sampai chipsetnya yang ada dalam tubuh kita. Masing-masing memilki karateristik sendiri-sendiri. Monica mengajariku untuk mengetahui komponen, kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diriku. Berusaha untuk menerimanya dengan iklas dan belajar untuk mengupgrade kekurangan yang dimilki. Mengunakan kelebihan dan kekurangan secara bijak untuk memperoleh hakikat hidup yang hakiki. Berusaha menemukan jatidiriku, sehingga semakin mengenal akan diriku. Berusaha menjadi diri sendiri, tanpa berusaha mencontek kehidupan orang lain. Semakin aku mengenal diriku secara lebih dalam, semakin memudahkanku dalam melangkah, semakin ringan dalam menjalani hidup ini. Semoga jalan hidup yang kutempuh "benar" arahnya, terus kutempuh perjalanan sambil kupasrahkan semuanya kepadaNya.
Terinspirasi dari lagu "Jati Diri" dari Lilo-Kla
Dedicated to "Dewa (Keshav)" , "Sophie or Arjun"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar