Nan-in, a Japanese master during the Meiji era (1868-1912), received a university professor who came to inquire about Zen.
Nan-in served tea. He poured his visitor's cup full, and then kept on pouring.
The professor watched the overflow until he no longer could restrain himself. "It is overfull. No more will go in!"
"Like this cup," Nan-in said, "you are full of your own opinions and speculations. How can I show you Zen unless you first empty your cup? (www.ashidakim.com)
Dalam proses belajar baik itu formal maupun informal selalu ada dua pihak yang secara umum sama yaitu pihak yang belajar dan pihak yang mengajar. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dari proses belajar mengajar tersebut, mulai dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern pun bisa diperjelas lagi dari pihak pengajar atau pihak yang diajar. Namun faktor intern yang dalam hal ini seringkali terlupakan yaitu faktor internal dari yang sedang belajar yaitu kemauan dia untuk "membuang" semua yang ada dipikirannya, "membu ang rasa ke-Tahu-annya", "membuang semua opini yang ada", "membuang rasa ke-Aku-an", kosongkan barang sejenak apa yang dalam pikiran kemudian serap semua yang dipelajari sampai penuh. Bagaimana mungkin kita dapat mempelajari sesuatu kalau dalam pikiran kita sudah timbul rasa sudah mengetahui apa yang akan dipelajari.
Bagaimana mungkin kita akan mampu menyerap ilmu yang akan dipelajari kalau di pikiran kita sudah merasa penuh, merasa tidak perlu lagi sehingga serasa tidak ada lagi ilmu-ilmu baru yang bisa ditampungnya. Dengan belajar mengkosongkan pikiran kemudian kita serap pelajaran-pelajaran baru , baik itu belajar dari alam, teman, lingkungan, guru ataupun buku atau yang lainnya, semoga semakin meningkatkan kualitas dalam belajar. Dari kutipan diatas "Like this cup," Nan-in said, "you are full of your own opinions and speculations. How can I show you Zen unless you first empty your cup?, semoga bisa membuat dan meningkatkan kualitas kita dalam belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar