Kamis, 12 November 2009

Terbaik, Ter Kudus, dan Nomor Satu

Disebuah daerah pegunungan terdapat sebuah Biara yang menjadi tempat rohaniawan bertempat tinggal dan berkarya dalam panggilan hidup yang mereka jalani. Suasana  di biara tersebut sangat asri dan alami. Di pekarangan Biara tumbuh beraneka jenis tanaman dan satwa yang semakin menambah keasriannya. Suatu ketika terjadi sebuah perbincangan yang menarik antara tanaman anggur dan rumput kolonjono yang tumbuh di sekitar biara tersebut.
"Kawan, menurutmu aku ini bagaimana?" tanya tanaman Anggur kepada rumput.


"Bagaimana apanya, aku tidak paham dengan maksudmu?" jawab rumput


"Begini lho kawan, sebenarnya kita ini sebagai tanaman siapa diantara kita yang bisa disebut sebagai tanaman yang nomor satu, tanaman yang mampu menghasilkan bibit terbaik?" kata anggur
"Diriku, dirimu atau yang lain. Kalau menurutku mungkin aku ini bisa masuk ke kelompok itu. Kelompok nomor satu. Bagaimana tidak kawan, engkau pasti juga tahu sendiri anggur yang kuhasilkan ini merupakan anggur yang paling enak, paling baik kualitasnya. Anggurku juga oleh para biarawan digunakan sebagai sarana perjamuan agung yang biasa mereka lakukan. Sebuah perjamuan kudus, sehingga aku pun tentu saja menjadi buah dan tanaman yang kudus yang nantinya mampu memberikan bibit yang terbaik daripada yang lain." kata sang Anggur dengan bangganya


"Bagaimana kawan, benar kan Aku ini Kudus, lebih baik dari yang lainnya?" tanya Anggur kepada rumput


"Aku bingung kawan mau menjawab pertanyaanmu karena ku sendiri tidak mengetahui kriteria bisa disebut Kudus, Nomor satu, Terbaik, Terbenar. Jadi maaf kawan aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu." kata rumput. "Namun aku sendiri sadar kalau aku sebagai rumput mungkin hanya seperti inilah diriku. Aku hanya  akan berusaha menyerap semua intisari makanan yang ada dalam tanah dan kemudian aku olah sehingga  diriku bisa tumbuh dengan subur, bisa menjadi makanan yang sehat bagi ternak sapi yang ada disini sehingga mampu menghasilkan susu yang banyak dan berkualitas."


"Aku juga sadar kawan, kalau aku juga bisa tanaman yang mampu membunuhmu. Coba kalau aku tumbuh berdekatan dengan dirimu, smakin lama aku akan mengurung dan melilitmu hingga engkaupun akan mati karena kehabisan sari makanan. Kalaupun bisa tumbuh tentu buah yang kauhasilkan tidak sebaik yang sekarang. Sama seperti buah yang kauhasilkan, memang benar anggur yang kauhasilkan digunakan perjamuan agung, tapi tentu engkau juga tahu kalau ada sebagian orang menggunakan buahmu kemudian mereka olah hingga digunakan sebagai sarana untuk mabuk-mabukan." kata rumput sambil tersenyum.


"Aku hanya terus berusaha memberikan yang terbaik dari diriku, memberikan bagian tubuhku yang terbaik untuk ternak yang akan memakanku. Semoga aku bisa menghasilkan buah yang terbaik yang berguna bagi sesama makhluk. Semoga diriku bisa memberikan harapan yang terbaik bagi sesama makhluk. Kiranya hanya itu saja yang bisa kujawab kawanku, dan bisa menjadi bahan permenungan buatmu dan tidak memikirkan lagi buah ataupun bibit yang terbaik, ter Kudus dan nomor satu."





Tidak ada komentar: