Kamis, 03 September 2009

Ayam Dan Pasangan Jiwa


Kadangkala aku bertanya dimana cinta berada, tersembunyi tiada kunjung menghampiri. Dua angsa memadu rindu di danau biru bercumbu, pagut sepi ku di sini letih hati. Begitu jauh waktu ku tempuh sendiri mengayuh biduk kecil, hampa berlayar akankah berlabuh ? hanya diam menjawab kerisauan. Kadangkala aku berkhayal seorang di ujung sana juga tengah menanti tiba saatnya . Begitu ingin berbagi batin mengarungi hari yang berwarna dimana dia pasangan jiwaku ? ku mengejar bayangan kian menghilang penuh berharap (Pasangan Jiwa by Katon Bagaskara)

Ditengah pekarangan rumah terlihat seekor burung merpati jantan dan sahabatnya seekor ayam jantan bangkok sedang asik mengobrol. Keduanya merupakan dua orang sahabat yang saling mengerti satu sama lain, terkadang keduanya memecahkan masalah pribadi masing-masing berdua terutama sekali si ayam selalu punya masalah. Dan saat ini dia sedang ada masalah tentang pasangan jiwanya.

"Gimana ya kawan, dimana harus kutemukan ayam betina yang bisa menjadi pasangan jiwaku?" tanya ayam
"Lha bukannya banyak ayam disini, mau jenis yang mana. Tinggal dipilih saja lalu kawin seperti biasanya kamu lakukan, gitu aja kok repot." jawab merpati
"Bosan kawan, mosok kawin, putus, kawin gitu terus." jawab ayam, kemudian dia menceritakan pengalaman kawinnya.

Kawin pertama dengan ayam arab (ayam yang warnanya blirik), mula mula di tertarik dengan bodynya yang menarik, bikin kesengsem. Namun ternyata setelah kawin suka ngatur dirinya sehingga ditinggalkannya. Kawin kedua ditemukannya ayam trondol (ayam yang bulunya sedikit), kembali lagi dia terjebak dengan nafsunya kemolekan dan balutan pakaian mini yang membalut tubuhnya membuatnya tertarik, namun ternyata dia cuma diporotin hartanya dan akhirnya putus di tengah jalan. Kawin ketiga dia kecantol dengan ayam cemani, ternyata dibalik kulitnya yang hitam manis tersembunyi sosok yang mau menang sendiri, susah diatur dan belum bisa diajak untuk hidup berumah tangga. Rasa cemburu selalu menghantui hubungannya, tiada rasa saling percaya, saling curiga hingga akhirnya putus juga. Kawin keempat dicarinya ayam mutiara yang dari segi body menarik terlihat santun, manutan, tidak aneh aneh namun ternyata suka selingkuh sehingga dia tidak kuat dan ditinggalkannya. Begitu seterusnya dicarinya jenis ayam lainnya semisal ayam hutan merah, ayam hutan hijau, ayam kinantan , ayam sumatra dan sebagainya namun tidak ditemukannya apa yang benar-benar dicarinya. Begitu banyak harapan yang diinginkannya dari pasangannya dari yang penyabar, agamis, santun, lemah lembut, penyayang, pengertian pokoknya segala kebaikan yang diinginkan, sedangkan yang jelek tidak mau diterimanya. Sampai dengan orientasi sex yang dia inginkan dari kamasutra, treesome dan sebagianya, semua yang diinginkan harus ada dalam diri pasangannya.

Lama si ayam menceritakan kepada kawannya, merpati pun dengan seksama mendengarkan apa yang di ceritakan sobatnya. Hingga akhirnya diapun mengeluarkan pendapatnya

"Begini lho sobat, aku bisa memahami apa yang selama ini kamu cari-cari. Memang hal yang lumrah kalau kamu berusaha mencari ayam yang sesuai dengan kriteria yang kamu inginkan , dengan kesempurnaan yang kamu bayangkan. Namun apakah ada ayam yang 100% sempurna dengan tidak adanya kejelekan yang ada di dalamnya, aku rasa sangat tidak mungkin ditemukan. Kemudian dirimu sendiri apakah juga sesempurna yang seperti kriteriamu, aku rasa juga tidak. Banyak kejelekan yang selama ini melekat didirimu yang mungkin selama ini kamu sadari atau tidak. Sungguh tidak adil apabila kamu menginginkan pasanganmu sesempurna mungkin namun dirimu juga tidak belajar untuk menjadi sempurna. Tidak ada yang bisa sesempurna 100% namun kuyakin tiap makhluk bisa belajar untuk bisa mendaki kesempurnaan. Kebaikan dan kejelekan tetap akan melekat dalam diri tiap makhluk, tinggal kesadaran tiap makhluk untuk menyadari kebaikan dan kejelekan yang ada. Saling menerima kebaikan dan kejelekan, saling melengkapi, saling mengisi dan saling percaya harus ditumbuhkan dalam dirimu dan pasanganmu. Belajarlah untuk selalu berjalan beriringan, sejajar, tiada yang merasa menang atau kalah dalam menempuh hidup. Kalau kamu terjatuh pasanganmu berusaha untuk mengangkat dan menggendongmu, begitu juga sebaliknya. Berusaha untuk menerima, memberi tanpa harus ingin mengubah seperti yang kau mau biarlah seperti apa adanya. Kalau kamu bisa menyadarinya aku yakin akan kau temukan pasangan jiwa yang telah menunggumu.

Kemudian merekapun melanjutkan obrolannya, dan karena sudah sore merpati pamit ke sobatnya untuk kembali kerumahnya bertemu dengan pasangan dan anak-anaknya. Diceritakan kepada pasangannya apa yang barusan dibicarakan dengan sobatnya ayam. Merpati betina hanya tresenyum mendengar cerita pasangannya, dihadiahinya dengan ciuman kanan-kiri dan saling berpelukan.

"Aku sungguh berbahagia akhirnya menemukanmu, sebuah anugrah terindah yang kuterima diberi kesempatan untuk hidup bersama denganmu. Kau mau menerima diriku dengan segala kekurangannya yang melekat didiriku, darimu kubelajar banyak tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup. Saat kuterjatuh kau selalu setia mendapingiku, kau tutupi kelemahanku dengan kelebihanmu. Terkadang ada saatnya aku harus berada di barisan terdepan namun ada kalanya dirimu mengambil alih untuk berada di depan. Selalu bergandengan, sambil sesekali diperlukan sedikit perselisihan dan perbedaan sebagai bumbu agar perjalanan tidak terasa hampa. Kauberikan pelita-pelita kecil sebagai anugrah yang menemani langkah kita berdua." kata sang merpati jantan.

Waktu terus berlalu sejak di hari itu, engkau dan aku menyulam janji, berbagi hidup ini. Meski orang mengira kita 'tak akan lama, tapi ternyata senyuman cinta terus mekar di jiwa. Kau yang s'lalu di sampingku membelai saat tidurku, tempat curahan rasa, satu-satunya kini sampai s'lamanya . Masih tumbuh dan segar wangi kasih menyebar, semakin kuat hasrat melekat cinta kita berdua, menggelora (Mekar di jiwa by Katon Bagaskara)

Dedicated to my wife and two my little Krishna

Tidak ada komentar: