![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIbf0WPYVY8jlJwEWO0ot4-bw8N446jtUO6tzCTeoxsrswtuU-bZPKOrlqFpzhpP3rAqIic_qIfgTzgRKlxQFC1Me_M49rr_-o1b6296roWs7S5OL_b6Q47L08Tb80Ejrj9ingATaIUVg/s200/PDVD_016.jpg)
Masih terdiam sosok itu, hingga timbul rangsangan atas perbuatan makhluk disekitarnya. Karena dianggap sebagai gangguan maka timbulah penyerangan ke sosok itu yang dibalas dengan penyerangan yang lebih kuat. Semakin besar daya serang yang diberikan, semakin besar pula serangan balik yang diberikan. Bahkan sesorang yang selama ini mereka anggap sebagai Dewa Penolong tidak sanggup juga untuk mengatasi sosok misterius itu. Kekacauan dan kehancuran ditimbulkan akibat serangan saling balas. Tiada lagi yang tersisa hanya berbekal rasa ingin .
Di saat suasana demikian mencekam, seorang anak kecil yang sedang berputus asa karena kehilangan penglihatannya hanya bisa menangisi nasib yang menimpanya. Rasa kecewa, marah atas keadaannya. Diapun melangkah mendekati sumber kehancuran tempat sosok itu berada. Dikeluarkannya seruling dan diapun meniup seruling itu dengan perasaan kesedihan yang mendalam. Begitu hening hanya suara seruling yang menyayat. Sebuah keajaiban tercipta, sosok misterius itupun terbangun dari tidurnya mendengar suara seruling itu. Timbul aksi balasan atas suara seruling yang ditangkapnya, seketika ditubuhnya keluar banyak seruling yang mampu mengeluarkan nada. Semakin lama anak itu meniup seruling, makin banyak bagian sosok itu tumbuh aneka peralatan musik sehingga mengeluarkan simfoni musik yang merdu. Hilang sudah bagian tubuh sosok itu yang tadinya ditumbuhi peralatan akibat kekerasan yang diterimanya, menjadi sesosok dewi yang sedang memainkan musik di tubuhnya sebagai efek musik yang diterima. Kelembutan yang diterimanya direspon dengan kelembutan yang dipancarkan seribu kali lebih besar dari yang diterima.
Seringkali disaat kita bertemu atau menemukan sesuatu, timbul sesuatu yang hadir di pikiran menanggapi obyek yang ada. Pertanyaan seperti apakah itu ? siapa dia ? mengapa dia ada disini? hingga Tak nyaman diriku dengan adanya dia atau itu disini? Aku merasa terganggu dengan kehadirannya, sebaiknya dia pergi dari sini. Begitu banyak pertanyaan dan pemikiran yang ditimbulkan karena adanya suatu sosok yang mungkin asing bagi kita yang seringkali mempengaruhi cara pandang dan mengambil sikap yang seharusnya. Padahal mungkin kalau kita bisa membaca pikiran sosok itupun mungkin pertanyan seperti yang kita pikirkan juga bisa saja muncul di dirinya, mengapa dirinya menganggap aku seperti penggganggunya? mengapa sepertinya aku harus pergi , bukankah aku ada dengan tujuan baik mengapa justru aku dijauhi, haruskah kubalas kejahatan dan kedengkian yang kuterima dengan kejahatan yang lebih lagi. Kenapa dia, kenapa?
Tidak bisakah obyek yang ada dilihat hanya sekedar dilihat? Tidak bisakah diamati saja tanpa harus memberikan penilaian baik atau buruk, jahat atau tidak yang akan mempengaruhi sikap kita? Tidak bisakah semuanya itu dinikmati saja, dan membiarkan saja semuanya berlalu? Tidak bisakah kata-kata "if" dihilangkan sehingga begitu sesuatu hadir dihadapan kita tiada lagi pembenaran sesaat yang akan mempengaruhi kita dalam memandang, menikmati dan merasakan hingga akhirnya melepaskan semuanya.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Adaptasi dari Ultraman Max - "If"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar