Kamis, 18 November 2010

Celoteh Si Kecil ~ Baik Atau Buruk

Menjelang malam seorang bapak (B) menemani si kecil (K) yang sedang belajar. Maklum masih kecil maka yang dipelajarinya di sekolah belajar mengenal dan menulis angka dan huruf. Dengan tangannya yang kecil diulanginya lagi pelajaran yang didapatkannya di sekolah. Tentu saja sambil sesekali mengeluh dan terburu-buru agar dirinya secepatnya dapat menonton film kesukaannya. Setelah dirasanya cukup diapun menghentikan belajarnya.

K : “Pak, sudah ya. Aku dah capek je, mau nonton film Power Rangger ya. Bagaimana pak benar tidak tulisanku? Bagus tidak tulisanku,” tanya si kecil kepada bapaknya. Dan si bapak hanya bisa tersenyum melihat dan mendengar apa yang dikatakan anaknya.

B : “Sudah capek to le, lha bagaimana tidak capek kalau dirimu merasakan belajar itu sebuah keterpaksaan. Tentu saja semakin lama kamu belajar semakin dirimu merasa capek, merasa menjadi beban hingga nantinya kamu hanya akan belajar ada yang melihatmu belajar . Bukan begitu caramu belajar. Coba lihat bapak ini le, bukankah bapak juga seringkali belajar denganmu merangkai mainan yang semula terpisah-pisah hingga akhirnya menjadi bentuk robot, monster atau mainan yang akhirnya dirmu sukai. Dulu bapak juga belajar berjalan bersama-sama dengan dirimu disaat dirimu juga sedang belajar berjalan. Berdua kita belajar berjalan, terkadang bapak jatuh atau dirimu . Tapi tetap saja kita berdua terus belajar berjalan, hingga akhirnya dirimu bisa berjalan bahkan berlari seperti sekarang. Bapakpun juga akhirnya bisa berjalan kembali. Jadi saat belajar  menulis sama saja saat dirimu belajar berjalan dahulu.,” kata sang bapak.

K : “Iya pak. Tapi aku kok seringkali males je. Lagian tulisanku bagaimana pak, baik atau ndak.”

B : “Ya itu wajar le, setiap kali belajar tentu saja akan mengalami seperti  itu. Rasa bosan, merasa itu-itu saja yang dipelajari, menjadikannya sebagai sebuah rutinitas belaka bahkan mungkin merasa dirimu sudah pintar sehingga buat apa belajar yang itu-itu saja. Merasa cepat puas, merasa sudah bisa. Semua itu hanyalah sebuah tipuan, perasaan yang muncul yang akan membuatmu lupa akan makna dari belajar itu sendiri. Coba ingat kembali. Kalaulah dirimu sudah merasa bisa, kenapa masih saja sering melakukan kesalahan yang sama dalam menulis huruf atau angka. Bukankah akan lebih baik kamu lihat lagi hasil tulisanmu, bukan benar atau salah yang kau persoalkan. Lihat lagi tiap huruf atau angka yang telah kau tulis, bandingkan dengan contoh yang ada. Mungkin sekali waktu kamu juga harus memperhatikan tulisan teman-teman dan caranya mereka menulis. Semua contoh huruf atau angka hanyalah sebuah contoh hingga akhirnya dirimu dapat menulis huruf dan angka .Menulis dan merangkai angka dengan caramu sendiri. Dan hasil tulisanmu dan teman-temanmu akan berbeda-beda sesuai dengan cara kalian menulis masing-masing. Dibutuhkan ketekunan dan kejujuran dirimu dalam belajar hingga akhirnya dirimu akan terus belajar . “

Si Kecil tersenyum mendengar sindiran sang bapak, sambil manggut-mangggut pula dirinya mendengarkan penjelasan bapaknya.

B : “Sekarang lihat ini, ini angka 6 atau 9. Kalau dirimu menjadi anak yang kaku tentu akan bilang angka 6, padahal kalau bapak putar bukankah menjadi angka 9 . Kira-kira seperti itulah caramu harusnya belajar, memahami dengan benar apa yang sedang dan seharusnya kamu pelajari . Dan diperlukan cara berfikir yang terbuka terhadap segala kemungkinan yang timbul dari apa yang kamu pelajari. Sehingga dengan memahami dan berfikir terbuka dirimu tidak cepat merasa puas, merasa paling pintar, justru akan mendorongmu untuk terus belajar dan menemukan hal-hal baru dari apa saja yang kamu pelajari.”

Si Kecil tersenyum dan mengiyakan. Walaupun mungkin dirinya belum sepenuhnya paham akan yang barusan didengarnya.

K : “Pak besok kan ke Gereja to, jadi asyik dong bisa beli mainan. Aku mau cari robot kesukaanku.”

B : “Punya uang po le, mendingan ditabung dulu  biar kalau sudah terkumpul bisa buat beli peralatan melukis hingga ntar dirimu bisa belajar melukis. Lagian le, mosok kamu ingatnya kalau ke Gereja hanya biar bisa beli mainan to. Lha wong ke gereja itu untuk berdoa, sebagai salah satu cara bertemu dengan Gusti bukan Bertemu dengan MAINAN…..”

Si kecil tertawa dan sang bapak juga tertawa

B : “Ayo sekarang belajar memijat ya. Bapak tak mijat dirimu, rasakan ya le bagaimana enaknya pijatannya, gerakan tangan bapak dengan minyak yang tak olehkan di badanmu. Rasakan enaknya dipijat dan kesegaran yang nantinya kau rasakan. Pelajari dan rasakan ya caranya memijat, jangan malah keenakan terus tertidur. Nanti gentian dirimu yang memijat bapak, lakukan seperti yang bapak lakukan tentu saja kau bebas melakukan gerakan memijat dengan caramu sendiri setelah dirimu paham cara memijat.”

Begitulah bagian dari celoteh Si Kecil, dimana si kecil dan si bapak sama-sama belajar,  berteman dalam perjalanan ini dengan terus berusaha melakukan tugas dan kewajiban yang sekarang ini harus dilakukannya.

Selasa, 09 November 2010

Celoteh Si Kecil ~ Ber'Tindak'

Seperti biasanya mengisi hari libur, sang bapak (B) dan si kecil (K) jalan-jalan. Kali ini mereka berdua berjalan-jalan ke sawah, mencari cebong dan ikan cetho. menyusuri pematang sawah mereka berjalan sambil sesekali melihat barangkali ada cebong atau cetho. Hingga akhirnya mereka istirahat di bawah pohon pisang. Tak jauh dari situ ada seorang simbah (S) petani sedang mencari rumput. Melihat itu si kecil bertanya

K : "Pak, simbah itu lagi ngapain to?" katanya sambil mengusap keringatnya.

B : "Lagi menyabit rumput le, tapi biar lebih tahu ayo tanya sendiri ke simbah itu. Ayo bapak temenin tanya sama simbah itu le."

Mereka berduapun  mendekati simbah yang sedang asik mengarit (memotong rumput), setelah memberikan salam maka si kecilpun bertanya.

K : "Mbah, sedang apa to, kok dari tadi mukul-mukul rumput to mbah?"


S : "Hehehehe, wah cucu simbah ki lucu tenan. Simbah lagi ngarit buat memberi makan kerbau di kandang. Coba cu sekarang simbah ajarin ngarit ya.

Si kecilpun langsung diberikan arit, bukan gagang yang dipegangnya tapi bilah arit yang dipegangnya. Simbah terkekeh-kekeh melihat kelakuan si kecil, kemudian diajarkannya caranya memegang arit, mengayunkannya ke rumput hingga akhirnya si kecil paham dan dapat mengarit dengan benar.

S : "Begitulah cu kiranya cara mengarit yang bisa simbah ajarkan. Sekarang dirimu bisa memahami arit, rumput dan dirimu sebagai sebuah kesatuan. Smoga ini bisa menjadikan bekal bagimu dalam menapaki  perjalanan yang harus kau tempuh. Simbah hanya bisa terus berusaha merawat padi-padi yang ada, agar dapat mengahasilkan beras yang pulen. Beras alami yang mudah-mudahan memberikan rasa yang terbaik yang bisa cucu rasakan."

Setelah berbincang-bindang cukup lama, sang bapak dan si kecil pamit untuk kembali kerumah dan Simbah meneruskan menyiangi tanaman padi. Sampai di rumah sambil selonjoran di tikar si bapak ngobrol lagi sama si kecil.

B : "Benar le apa yang tadi dikatakan Simbah. Dirinya mengajari dirimu caranya dirimu harus bertindak. Bertindaklah sesuai dengan tugas dan kewajibanmu. Contonya sekarang dirimu masih sekolah, ya terus belajarlah yang giat, carilah ilmu dengan tekun, pahami semuanya yang sedang kau pelajari yang nantinya menjadi bekal dirimu. Tetap semangat dan berusahalah untuk selalu jujur dengan dirimu sendiri. Jadilah dirimu sendiri, berikan yang terbaik yang bisa kaulakukan. Jangan kau terus mengaharapkan bagian atau hak yang smestinya kau peroleh. Bapakpun sekarang hanya bisa untuk terus bekerja dan membimbing dirimu. Kawan seperjalanan dalam menapaki jalan hidup ini ya le."

Si kecil pun hanya manggut-manggut, sambil memijit-mijit kakinya . Mungkin kecapaian waktu jalan-jalan disawah tadi.

K : "Oya pak tadi disekolah diajarin tertawa, nangis, senyum sama bu guru."

B : "Bagus itu le, ayo sekarang kamu tertawa ntar bapak lihat, natar gantian bapak kamu yang liat . Habis itu tersenyum, sama sperti tadi terus nangis, marah, teriak. Biar bisa merasakan semua 'rasa' itu ya le."

Soengkem Wiluejeng Boeat Semuanya.......

Celoteh Si Kecil ~ Terang

Seperti biasa ada saja 'ucapan sentilan' dari si kecil (K) ke si 'bapak' (B)

B : "Le, jangan main di bawah terik matahari lama-lama, ntar kulitmu jadi kehitaman. Sudah sawo matang ntar jadi tambah gelap to le."

K : "Ya ndak papa to pak, lha ni putih to kulitku tuh kena sinar matahari malah jadi putih pak, ntar juga kalau di ruangan jadi putih wong kena lampu to pak. Jadi ya ndak papa, slalu da sinar yang menyinari tubuhku pak."

Sang bapak geleng-geleng kepala, namun akhirnya mnggut-manggut  juga
B : "Bener juga le, sperti Sinar yang barusan kamu bilang. Nek tak rasa-rasake  GUSTI ki ya selalu ada ya le. DIA selalu hadir seperti sinar tadi, bahkan melalui RAGA ini DIApun berkarya......Saking Dekatnya hingga seringkali lupa akan KEBERADAAN DIRINYA."

Kemudian merekapun masuk kerumah, terus berbincang-bincang sambil ber main MOnster VS ULtraman sperti biasa. Kemudian melihat dua buah kacamata mainan punya si kecil.

B : "Sini le coba pakai kacamata ini (Kacamata putih) trus liat matahari le, piye penak ora?'

K : "Silau pak, ndak bisa melihat pak."

B : "Sekarang pakai yang ini (Kaca mata gelap), gimana sekarang ?"

K : "Lebih enakan sekarang, bisa melihat sekarang ".

B : "Lha ya gitu le, terkadang saat merasakan TERANG, bisa saja kita ini menjadi terlena hingga terus mengharapkannya  tanpa pernah berusaha untuk menjadi terang sendiri. Sering juga karena susdah merasa mampu memberi TERANg, e malah kelupaan hingga menyilaukan bagi yang melihatnya......Menjadi LILIN disaat gelap , dan Menjadi LILIN yang TERus Menyala disaat TERang juga harus selalu diingat ya.....

Ayo sekarang main cubit-cubitan le....bapak tak nyubit ntar gantian di cubit....Jadi PAS sama2 merasakan sakitnya ntar bisa dibandingkan enaknya pas NYUBIT........Dirasake YO......aduuhhh-aduuuhhh

COrat CORet menjELANG PoeLANG......

Salim SOENgkem BOeat SEmoeAnya.....

Celoteh Si Kecil ~ Rasa

Seperti biasa ada saja pertanyaan yang keluar dari mulut polos si 'kecil'  (K) ke si 'bapak' (B). Obrolan-obrolan seorang anak kepada bapaknya yang terkadang memberikan sindiran dan senthilan.

K : "Itu apa pak, kok warnanya putih ?. tak rasain ya".  
B : "Itu garam le, coba aja. Rasanya asin to le, nek ndak ada garam rasanya makanan akan terasa hambar, nek kebayakan ntar jadi keasinan, ndak enak to le." Dan dilihatnya si kecil manggut-manggut

K : "Lhak nek itu juga putih opo pak?"
B : "Itu gula, rasanya manis. Nek banyak-banyak ntar kemanisan ndak baik buat kesehatan 'kata pak dokter', ntar kena sakit gula".

K : "Kalau yang dibotol itu apa pak?"
B : "Itu asam cuka, minum aja...Asem to rasane,  Coba sekarang kamu makan sop ayam buatan ibumu. Piye uenak to. Sekarang pelan-pelan dirasakan ya le, ada rasa asin, manis, asem di situ to le.. Tiga rasa yang menyatu menjadi satu, tidak hilang, bisa diurai lagi menjadi tiga, bahkan bisa menjadi banyak rasa tergantung banyaknya bahan yang dimasukkan di situ. Adonan yang PAS...tidak lebih dan tidak kurang...."

Begitu obrolan dengan si 'kecil', terus ngerumpi sambil becanda  hingga akhirnya
B : "Le, kemarin kamu dah tahu to, apa itu kaki, tangan, mata mulut, kepala, perut, dsb....Semua bagian dari tubuhmu yang luar atau dalam dah kamu tahu to. Sekarang coba bisa ndak tangan kirimu ingin meraih belakang badanmu, yang kanan ingin menggapai yang ada di depan, matamu ingin tidur terpejam, kakimu ingin berjalan, perutmu terasa mules pada saat bersamaan piye jal...bisa le....hehehehe....Kalau mau bisa, bapak potong aja ya biar terpisah-pisah, biar semua bisa dapat. Tapi ntar ndak ada yang mengenali dirimu....yang liat pasti bilang tangan terbang, kepala terbang....kaki berjalan sendiri....malah pada takut, lari semua...ntar dikira ada hantu...hehehehe."

"beda to le kalau semua itu jadi satu, temen-temenmu akan bilang "dewa" atau panggil adikmu "arjun"....lha wong mereka liatnya satu kesatuan tubuhmu...Semua bagian tubuhmu, ragamu ini ada yang mengendalikannnya....Adanya di dirimu sendiri, pelajari saja le...Hingga akhirnya kamu bisa 'bertindak' dan tahu apa itu' Tindakan"

" Ayo le sekarang main monster-monsteran...Bapak jadi Monster, kamu jadi Ultraman, Ntar dibalik ya Bapak jadi Ultraman kamu jadi Monster....Jadi tahu RASANYA jadinya MONSTER dan ULTRAMAN......hehehehe""""


SEkedAR CoREt-CoRet menunGGu hujan Di LuaR......

Salim Wilujeng Boeat Semoenya...