![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3zihcW6iCt4RjlkSr2I9qTOBh2Uy-QAjcdF-F7yBYrET0t9T-n-N364xOOVh1ithcyLi3UYMYYHR3fFqvuXIEz1GvcovgIkhWhG9Ew_JDc8YFvLHXnKSYqJbFJvf7xbmlvOF1mF1Kj1A/s200/different-sheep.jpg)
Melihat suasana yang semakin lama tidak menguntungkan, Sang Bos memanggil ketiga orang tersebut untuk menanyakan masalah yang ada. Tentu saja setelah dia mendengar dan melihat sendiri segala relaita yang ada di divisi tersebut. Di depan bosnya, masing-masing mengutarakan keunggulannya masing-masing, sepintas Bos tersenyum dan mengangguk-angguk seakan mengiyakan saja. Setelah semuanya selesai menjelaskan, kemudian dia sambil tersenyum berkata, "Oke, sudah kudengar semua penjelasan yang kalian beberkan. Sungguh senang sekali aku memiliki mitra yang begitu pintar dan semangat seperti kalian. Kalian merupakan mutiara-mutiara yang patut aku banggakan dan telah lama aku amati."
"Namun, tidakkah kalian lihat kondisi divisi dimana kalian berada?"
"Pernahkah kalian cermati benar-benar permasalah dan akar permasalahan yang di hadapi divisi tersebut?"
"Pernahkah kalian hitung dengan benar-benar tingkat permasalahan yang ada, dan perlukah perubahan serta seberapa besar perubahan yang dilakukan?"
"Seberapa besar efek perubahan yang dikibatkan akan perubahan aplikasi yang kalian tawarkan?"
"Sudah siapkah Sumber daya yang akan menerima perubahan yang kalian tawarkan?"
"Seberapa tuluskah kalian menawarkan perubahan tersebut?"
Mendengar kata-kata Sang Bos yang seperti itu, terasa begitu menusuk bagaikan sebilah pisau yang membuat mereka diam dan menunduk. Kemudian Bos tiba-tiba mengangkat telepon dan menelpon karyawannya Darma untuk datang keruangannya. Ketiga orang tersebut masih belum tersadar kenapa orang tersebut dipanggil. Darma merupakan rekan mereka di divisi tersebut, anaknya tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan yang lainnya namun dia selalu tekun mengerjakan tugas yang ada.
"Darma , duduklah disamping rekan-rekanmu. Tahukah kenapa kamu aku panggil kesini?" kata sang bos.
Dharma sambil celingukan, menggelangkan kepalanya.
"Begini Dharma, mulai hari ini kau kunaikkan jabatanmu menjadi kepala bagian di divisimu. Ku serahkan divisi tersebut, kau majukan dan gunakan ketiga orang ini sebagai mitramu terbaikmu." kata si bos
masih dengan raut muka tidak percaya Dharma menggangguk, lebih tidak tidak percaya lagi ketiga orang tadi dengan mata terbelalak seakan tidak percaya mendengar dan menyaksikan sendiri seorang Dharma akan menjadi atasan mereka. Seserang yang tidak mereka anggap, akan menduduki posisi yang selama ini mereka incar.
"Aku tahu kalian bertiga masih kebingungan dan mungkin kecewa kenapa jabatan tersebut kuberikan kepada Dharma. Mungkin kalian memang jago akan aplikasi dan perubahan yang kalian tawarkan, dan mungkin kalian tidak menyadari atau tidak mau menyadari bahwa ada seseorang yang lebih jago daripada kalian. Aku sudah tahu dan melihat sendiri keahliannya. Walaupun Dharma hanya menguasai Excell namun dia mampu memahami benar-benar filosofi dan kegunaan program tersebut. Dia mengetahui benar-benar permasalahan dan sumber daya yang ada sehingga di bisa mengetahui seberapa besar permasalahan dan seberapa besar perubahan yang harus digunakan agar terwujud hasil yang lebih baik. Dia melakukannya dengan tulus, tanpa ada pamrih , dengan telaten diajarinya teman-temannya sehingga nantinya mereka siap menerima perubahan yang dia tawarkan." kata si bos.
"Perubahan itu memang perlu, namun akan lebih bijak apabila perubahan yang dilakukan disertai dengan meminimalisir segala resiko. Tidak setiap orang siap untuk berubah, dan sungguh bijak untuk membuat orang untuk siap dan mau menerima dan melakukan perubahan yang kita tawarkan."
"Dharma , engkaulah mutiara terpendam yang teramat sayang untuk kulepas." lanjut si bos sambil memberi ucapan selamat.
Dedicated to two my litle Krishna "Dewa & Arjun"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar