Senin, 08 Juni 2009

Relationship, Teori Einstein, Kasih

Ketika sedang asyik menikmani kehidupan malam, tiba aku terima telepon dari sahabatku untuk ketemuan disuatu tempat. Langsung ke menuju tempat yang dituju, penting sekali dari nada bicaranya. Sebut saja namanya Lulu, biar memudahkan dalam menceritakannya. Dia curhat kepadaku tentang hubungan dengan suaminya yang saat ini boleh dibilang sedang diujung tanduk, suaminya mengetahui perselingkuhan yang selama ini dilakukannya dengan teman kerjanya.

Saat itu dia sedang dalam kebingungan yang sangat besar, mengingat usia perkawinan dia dengan suaminya memang masih relatif baru 1 tahun boleh dibilang masa-masa kritis dalam menjalin suatu hubungan. Kehidupan yang selama ini dijalani tidak ada kekurangan dalam hal materi, cuma suatu ketika dia bertemu dengan mantan kekasihnya yang dulu. Cinta lama bersemi kembali mungkin itu yang biasa dibilang sekarang ini. Semuanya kudengarkan segala keluh kesahnya, unek-unek yang selama ini dia pendam sendiri. Setelah semuanya keluarkan oleh Lulu, akhirnya bagian diriku untuk mengutarakan pendapatnya.

"Terus bagamana suamimu, tahu tidak perselingkuhanmu? dan apa yang diperbuatnya?

"Ya biasalah pertama-tama dia sih marah kepadaku, apalagi dia tau pertama kali bukan dari aku namun dari temannya. Dia sempat mendiamkan aku, itu yang membuatku bingung setengah mati. Disatu sisi aku masih sangat menyayangi suamiku, namun disatu sisi karena aku tidak kuat menahan godaan dari mantanku, jadi aku merasa kotor bila berhadapan dengan suamiku. Mantanku sampai dengan sekarang masih sering mengubungiku, mencoba terus untuk bertemu." kata Lulu, kemudian sambil menghela napas panjang dia melanjutkan,"Suamiku bahkan pernah mengusulkan kalau memang itu bisa memberi kebahagian yang sebenarnya dan membuatku lebih baik maka ia rela untuk melepaskanku. Terus apa yang aku lakukan Kham?"

Aku terdiam sesaat sambil dalam hati aku berkata,"Gila juga suaminya, masak istrinya yang selama ini sangat dicintainya sebegitu mudahnya dilepaskannya.". Kuhisap sebatang rokok sambil ditemani segelas kopi pahit, sungguh berat apa yang harus kukatakan buat sahabatku. Tiba-tiba timbul secercah ide yang mungkin bisa membantunya

"Lu, sebenarnya bagaimana dari lubuk hatimu. Apa yang sebenarnya menjadi keinginanmu?" tanyaku.

"Masih kham, tapi terus bagaimana?" jawab Lulu

"Begini Lu, memang manusia hidup tidak pernah lepas dari segala macam cobaan termasuk yang sedang kauhadapi sekarang ini. Kalau kalian berdua bisa mengarungi cobaan yang ada, aku percaya ikatan yang kalian bangun akan semakin kuat. Kamu memang salah karena tidak jujur terhadap suamimu, namun aku bersyukur sekali kamu mempunyai seorang suami yang patut dibangakan." kataku

"Suamimu benar-benar mencintaimu dengan setulus hati, kasihnya kepadamu sungguh teramat dalam. Dia sampai tidak memikirkan kebutuhan dirinya, rasa sakit yang dialaminya karena kebohonganmu. Tiada ada lagi Cinta yang ada hanyalah Kasih, tiada keterikatan hubungan yang duniawi, benar-benar sudah memahami kasih yang sebenarnya. Teramat sayang apabila kamu menuruti keinginannya untuk meninggalkanmu, kembalilah kepadanya. Jalani hidup bersama dengannya, dan teruslah memberikan kasih kepadanya niscaya hubungan yang kalian bangun tak kan tergoyahkan oleh apapun. Hubungan kasih yang sesungguhnya akan kamu lalui bersamanya."

"Salut dan kubahagia Lu, akhirnya kau temukan seorang pendamping yang sebenarnya." lanjutku.

Akhirnya karena waktu sudah mendekati jam 12 malam, kusuruh Lulu pulang dan kulanjutkan kunikmati kenikmatan malamku.


Teori Einsteins
Teori relativitas merupakan salah satu temuan Albert Einstein yang cukup monumental (dikutib dari wikipedia)

E = mc2 dalam ilmu fisika adalah sebuah rumus yang dikenal baik dan penting, yang menjelaskan persamaan nilai antara energi (E) and massa (m), yang disetarakan secara langsung melalui konstanta kuadrat laju cahaya dalam vakum ( c 2 )

Sehingga apabila dipermudah maka Energi yang ditimbulkan sebanding dengan masa serta kuadrat laju cahaya dalam vakum.

Sekarang apabila kita ganti persamaan tersebut kasih kedalam m dan segenap potensi yang ada dalam diri kita ( c 2 ) maka akan tercipta sebuah kedamaian, kebahagiaan yang kita butuhkan. Seringkali kita lupa akan segala potensi yang ada dalam diri kita, cobalah untuk menggali potensi yang ada dalam diri kita masing-masing. Padukan semuanya dan dibarengi dengan "kasih" teruslah berusaha memberikan yang terbaik. Niscaya akan tercipta keadaan yang lebih menyenangkan, penuh damai.

Sebuah relationship pun perlu kita wujudkan atas dasar "kasih", cobalah dalam membina sebuah relationship baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan kerja didasari juga dengan "kasih" dan berikan yang terbaik dalam diri kita masing-masing. Buang jauh-jauh segala keegoan kita, sang aku yang seringkali menguasai "indra" kita. Walaupun hanya sedikit bagian yang kita berikan, namun memberi lebih baik daripada kita meminta. Buang juga "budaya meminta" yang mungkin sudah mulai "merasuk kehidupan" kita.

Semakin banyak kasih dan potensi diri yang kita berikan dalam sebuah relationship maka akan tercipta sebuah relationship yang erat, tercipta kehidupan yang lebih baik.

dedicated to "Keshav (Dewa)" , "Arjun or Sophie"







Tidak ada komentar: