Selasa, 16 Juni 2009

Belajar dari Kisah Brama Kumbara

Mungkin ada sebagian orang yang masih mengingat dan banyak yang mengikuti sandiwara radio Saur Sepuh, yang mengalami masa keemasan sandiwara tersebut tentu tidak akan lupa dengan seorang tokoh "Brama Kumbara" yang dalam ceritanya digambarkan sebagai seorang raja yang bijaksana, adil dan mampu membebaskan negaranya "Madangkara" dari cengkeraman bangsa "Kuntala".
Dia digambarkan sebagai seorang sosok yang benar-benar sempurna dan mungkin bisa dianggap sebagai "Titisan Sang Ratu Adil", "Sang Penyelamat" , yang tidak ada kekurangan apapun didalamnya. Bagi generasi sekarang yang belum pernah atau belum sempat mendengarkan sandiwara radionya ataupun melihat filmnya , mungkin bisa mengambil beberapa pembelajaran hidup yang bisa dipakai sebagai bekal dalam mengarungi hidup.

Pembelajaran tentang nafsu

Dalam salah satu serialnya diceritakan Pesanggrahan kramat yang telah dibangun oleh Brama Kumbara sebagai penghormatan kepada gurunya yang bernama Kakek Astagina dan disitu disemayamkan juga jasadnya, oleh karena adanya suatu pembalasan dendam dari sebagian bangsa Kuntala yang tidak terima dengan kehancuran bangsanya akibat pembebasan bangsa-bangsa yang dulu terjajah Kuntala dan dipimpin Brama Kumbara. Mereka menghancurkan tempat pesanggrahan sang selami ini dihormati dan menjadi bagian hidup dari Brama Kumbara, sang musuh telah mempelajari titik kelamahan dari sang raja. Apa yang terjadi kemudian mudah ditebak, betapa marahnya sang raja melihat makam dan pesanggrahan yang selama ini dia agung-agungkan dan hormati dihancurkan oleh musuh. Dirinya merasa terhina, dipermalukan, sedih atas kejadian tersebut dan ingin sesegera mungkin mencari orang yang merusak pesanggrahan tersebut.

Padahal Sang Prabu selama ini dikenal sebagai seorang yang ramah, santun, adil dan semuanya yang memperlihatkan kesempurnaannya. Dari bagian cerita tersebut terlihat bahwa Sang Raja yang mungkin digambarkan sebagai seorang sosok yang sesempurna mungkin ternyata masih belum bisa terbebas dari nafsu yang terus mencari kelemahan dalam dirinya. Nafsu yang setiap saat akan menguasai dan meracuni segenap panca indra, tatkala penguasaaan/pengendalian diri akan segenap indra lemah.

Teringat lagi sebuah bagian dalam ceritera pewayangan Kresna Duta, saat Sri Krisna yang waktu itu sebagai duta perdamaian dari Pandawa datang ke Hastina untuk meminta kembali kerajaan yang telah menjadi hak Pandawa. Karena kesal atas jawaban Duryudana, kemudian Krisna bertiwikrama menjadi raksasa sebesar gunung. Tanda bahwa amarahnya telah memuncak, sampai membuat gempar suasana di Hastina dan kayangan. Nafsu telah merasuki Sang Hrisikesha, sang penguasa indra.

Belajar dari ceritera diatas dapat diambil pembelajaran bahwa penting sekali bagi kita pengendalian akan segenap indra yang kita punyai dan selalu waspada akan nafsu yang selalu mengintai. Sungguh jahat dan patut diwaspadai Nafsu yang ada di dalam diri kita masing-masing

Lampah-lumpuh

Salah satu ilmu kesaktian yang diciptakan oleh Sang Prabu adalah ilmu Lampah-lumpuh, entah artinya apa yang jelas ilmu itu diciptakannya melihat akibat dari ajian Seratjiwa yang dimilikinya. Ajian yang memiliki tingkatan dari tingkat ke-1 sampai dengan ke-10 tersebut memiliki daya hancur yang sangat menakutkan. Sehingga Sang Prabu berusaha menciptakan sebuah ilmu tingkat tinggi namun memiliki sifat yang tidak menghancurkan. Ilmu itu berkerja dengan memanfaatkan tenaga lawan. Semakin keras, kasar, jahat kekuatan lawan maka akan tersedot habis oleh ilmu tersebut sehingga lawan tidak berdaya. Mungkin kalau boleh disamakan semacam ilmu Tai Chi yang sering dilihat di film Tai Chi Master.

Dari ilmu tersebut dapat diambil pembelajaran antara lain bahwa untuk menang tidaklah harus dengan kekerasan dan kekerasan tidaklah harus dilawan dengan kekerasan. Kelemahan seseorang belum tentu menjadi kelemahan yang sebenarnya, justru dibalik kelemahan tersebut apabila dimanfaatkan sebaikmungkin akan terwujud sesuatu yang mungkin tidak bisa dilakukan orang lain. Tidak usah berkecil hati atau mempermasalahkan kelemahan yang kita miliki, semakin kita menyadari kelemahan kita maka semakin sadar pula akan kekuatan yang kita miliki.

Bobot, Bibit, Bebet

Sang Prabu Brama Kumbara mempunyai dua orang isteri yaitu Dewi Harnum dan Paramitha. Dua orang isteri yang mempunyai watak yang berbeda. Dari Dewi Harnum melahirkan putera Pangeran Wanapati yang kemudian diangkat sebagai putera mahkota, sedangkan dari Paramita tidak mempunyai keturunan karena dia menyadari akan ada masalah apabila mempunyai keturuan langsung dari Sang Prabu. Namun Paramitha sudah mempunyai dua orang anak dari suaminya yang telah meninggal yakni Garnis dan Raden Bentar. Yang menarik disini walaupun Pangeran Wanapati merupakan putra kandung dari Sang Prabu namun ternyata yang mewarisi keteladannya adalah Raden Bentar.

Mungkin kalau dalam budaya jawa dikenal istilah bobot, bibit, bebet. Bobot merupakan nilai pribadi/diri yang bersangkutan termasuk didalamnya kepribadian, pendidikan, kepandaian dan sebagainya. Bibit merupakan asal-usul/keturunan/silsilah keluarga. Bebet merupakan lingkungan dimana dia tinggal atau teman-teman pergaulannya. . Kalau dilihat dari segi bibit mungkin Pangeran Wanapati sebagai keturunan langsung Sang Prabu unggul, namun kalau dilihat secara keseluruhan Raden Bentar lah yang unggul. Akan tetapi karena sudah menjadi kebiasaan yang bisa menjadi putra mahkota adalah putra langsung Sang Prabu, maka Pangeran Wanapati yang ditunjuk sebgai Putra Mahkota.

Demikian dalam kenyataan didalam hidup seringkali masih dipakai bobot, bibit, bebet. Kalau kita memahami dengan benar falsafah tersebut maka kita akan bisa mengerti bahwa istilah tersebut sebenarnya merupakan sebuah skala prioritas , syukur bisa memperoleh ketiga-tiganya. Satu lagi yang mungkin bisa diambil dari cerita diatas, bahwa dari bibit yang bagus belum tentu keturunan yang bagus pula , belum tentu Like father like son. Tergantung masing-masing pribadi kita dalam mengambil skala prioritas.

Dari sebuah sandiwara radio yang sempat fenomenal di masa kejayaannya banyak yang bisa kita gali dan dijadikan bekal dalam menjalani hidup. Sehingga kita bisa belajar menjadi manungsa kang utomo.


dedicated to "Keshav(Dewa)", "Arjun or Sophie"










Rabu, 10 Juni 2009

Kopi dan kehidupan

Kopi merupakan minuman yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita, bahkan munkin bagi sebagian orang merasa ada yang kurang apabila dalam sehari belum minum kopi. Kopi dari tanamannya dapat dibagi menjadi dua spesies Arabika dan Robusta, masing masing mempunyai kebihan dan kekurangan masing-masing. Rasa kopi yang dihasilkan juga dipengaruhi dari tempat dimana kopi tersebut ditanam.


Kemudian kopi tersebut diolah dan dikemas dengan berbagai macam merk atau kemasan yang berbeda satu dengan lainnya, kadang-kadang menyebutkan daerah dimana kopi tersebut dihasilkan. Tiap orang juga berbeda-beda dalam cara menyajikan dan meminum kopi, ada yang suka dicampur dengan susu, cream, dengan atau tanpa gula. Sesuai dengan kesukaan masing-masing orang. Kopi sendiri mengandung kafein yang mempunyai efek positif maupun negatif bagi yang meminumnya. Namun sebenarnya kalau kita mau menemukan cita rasa kopi yang benar maka kita harus bisa mengolah kopi dari biji sampai digiling dengan benar, kemudian sebenarnya kalau mau menemukan cita rasa kopi yang benar buatlah segelas kopi murni tanpa campuran apapun. Seduh dengan air panas, dan temukan dalam rasa pahit tersebut "kenikmatan dan cita rasa kopi yang sebenarnya".


Kehidupan

Manusia sendiri terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, kepercayaan dan bangsa yang berbeda-beda. Masing-masing juga diberikan oleh "Sang Pencipta" dengan kekuatan negatif dan positif, kelebihan dan kekurangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kadang kita mungkin tidak tahu atau pura-pura tidak tahu kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri kita. Sering kali kita lupa akan "hakikat hidup" dan "jati diri" kita sebenarnya. Seperti kopi kitapun dibekali dan dianugerahi "kemasan" yang yang berbeda-beda., yang mungkin tidak ada "kemasan yang sama". Namun apabila kita mau menyadarinya terdapat benang merah yang sama sebagai "seorang manusia yang tiada sempurna".


Kemasan yang ada dalam diri dan tubuh kita apabila kita sadari hanyalah sebuah asesori yang tidaklah begitu berarti. Cobalah untuk menyadari, temukan, menerima apa yang ada dibalik "kemasan" yang melekat pada diri kita masing-masing. Sepahit, seburuk apapun "kemasan" kita terima dengan "Syukur" gunakan sebijak mungkin guna terwujud "hidup" yang lebih baik. Seperti meminum kopi, "temukan cita rasa hidup yang hakiki dibalik semua kemasan", niscaya terasa ringan dalam menjalani hidup ini....


dedicated to "Keshav (Dewa)", "Arjun or Sophie"

Senin, 08 Juni 2009

Relationship, Teori Einstein, Kasih

Ketika sedang asyik menikmani kehidupan malam, tiba aku terima telepon dari sahabatku untuk ketemuan disuatu tempat. Langsung ke menuju tempat yang dituju, penting sekali dari nada bicaranya. Sebut saja namanya Lulu, biar memudahkan dalam menceritakannya. Dia curhat kepadaku tentang hubungan dengan suaminya yang saat ini boleh dibilang sedang diujung tanduk, suaminya mengetahui perselingkuhan yang selama ini dilakukannya dengan teman kerjanya.

Saat itu dia sedang dalam kebingungan yang sangat besar, mengingat usia perkawinan dia dengan suaminya memang masih relatif baru 1 tahun boleh dibilang masa-masa kritis dalam menjalin suatu hubungan. Kehidupan yang selama ini dijalani tidak ada kekurangan dalam hal materi, cuma suatu ketika dia bertemu dengan mantan kekasihnya yang dulu. Cinta lama bersemi kembali mungkin itu yang biasa dibilang sekarang ini. Semuanya kudengarkan segala keluh kesahnya, unek-unek yang selama ini dia pendam sendiri. Setelah semuanya keluarkan oleh Lulu, akhirnya bagian diriku untuk mengutarakan pendapatnya.

"Terus bagamana suamimu, tahu tidak perselingkuhanmu? dan apa yang diperbuatnya?

"Ya biasalah pertama-tama dia sih marah kepadaku, apalagi dia tau pertama kali bukan dari aku namun dari temannya. Dia sempat mendiamkan aku, itu yang membuatku bingung setengah mati. Disatu sisi aku masih sangat menyayangi suamiku, namun disatu sisi karena aku tidak kuat menahan godaan dari mantanku, jadi aku merasa kotor bila berhadapan dengan suamiku. Mantanku sampai dengan sekarang masih sering mengubungiku, mencoba terus untuk bertemu." kata Lulu, kemudian sambil menghela napas panjang dia melanjutkan,"Suamiku bahkan pernah mengusulkan kalau memang itu bisa memberi kebahagian yang sebenarnya dan membuatku lebih baik maka ia rela untuk melepaskanku. Terus apa yang aku lakukan Kham?"

Aku terdiam sesaat sambil dalam hati aku berkata,"Gila juga suaminya, masak istrinya yang selama ini sangat dicintainya sebegitu mudahnya dilepaskannya.". Kuhisap sebatang rokok sambil ditemani segelas kopi pahit, sungguh berat apa yang harus kukatakan buat sahabatku. Tiba-tiba timbul secercah ide yang mungkin bisa membantunya

"Lu, sebenarnya bagaimana dari lubuk hatimu. Apa yang sebenarnya menjadi keinginanmu?" tanyaku.

"Masih kham, tapi terus bagaimana?" jawab Lulu

"Begini Lu, memang manusia hidup tidak pernah lepas dari segala macam cobaan termasuk yang sedang kauhadapi sekarang ini. Kalau kalian berdua bisa mengarungi cobaan yang ada, aku percaya ikatan yang kalian bangun akan semakin kuat. Kamu memang salah karena tidak jujur terhadap suamimu, namun aku bersyukur sekali kamu mempunyai seorang suami yang patut dibangakan." kataku

"Suamimu benar-benar mencintaimu dengan setulus hati, kasihnya kepadamu sungguh teramat dalam. Dia sampai tidak memikirkan kebutuhan dirinya, rasa sakit yang dialaminya karena kebohonganmu. Tiada ada lagi Cinta yang ada hanyalah Kasih, tiada keterikatan hubungan yang duniawi, benar-benar sudah memahami kasih yang sebenarnya. Teramat sayang apabila kamu menuruti keinginannya untuk meninggalkanmu, kembalilah kepadanya. Jalani hidup bersama dengannya, dan teruslah memberikan kasih kepadanya niscaya hubungan yang kalian bangun tak kan tergoyahkan oleh apapun. Hubungan kasih yang sesungguhnya akan kamu lalui bersamanya."

"Salut dan kubahagia Lu, akhirnya kau temukan seorang pendamping yang sebenarnya." lanjutku.

Akhirnya karena waktu sudah mendekati jam 12 malam, kusuruh Lulu pulang dan kulanjutkan kunikmati kenikmatan malamku.


Teori Einsteins
Teori relativitas merupakan salah satu temuan Albert Einstein yang cukup monumental (dikutib dari wikipedia)

E = mc2 dalam ilmu fisika adalah sebuah rumus yang dikenal baik dan penting, yang menjelaskan persamaan nilai antara energi (E) and massa (m), yang disetarakan secara langsung melalui konstanta kuadrat laju cahaya dalam vakum ( c 2 )

Sehingga apabila dipermudah maka Energi yang ditimbulkan sebanding dengan masa serta kuadrat laju cahaya dalam vakum.

Sekarang apabila kita ganti persamaan tersebut kasih kedalam m dan segenap potensi yang ada dalam diri kita ( c 2 ) maka akan tercipta sebuah kedamaian, kebahagiaan yang kita butuhkan. Seringkali kita lupa akan segala potensi yang ada dalam diri kita, cobalah untuk menggali potensi yang ada dalam diri kita masing-masing. Padukan semuanya dan dibarengi dengan "kasih" teruslah berusaha memberikan yang terbaik. Niscaya akan tercipta keadaan yang lebih menyenangkan, penuh damai.

Sebuah relationship pun perlu kita wujudkan atas dasar "kasih", cobalah dalam membina sebuah relationship baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan kerja didasari juga dengan "kasih" dan berikan yang terbaik dalam diri kita masing-masing. Buang jauh-jauh segala keegoan kita, sang aku yang seringkali menguasai "indra" kita. Walaupun hanya sedikit bagian yang kita berikan, namun memberi lebih baik daripada kita meminta. Buang juga "budaya meminta" yang mungkin sudah mulai "merasuk kehidupan" kita.

Semakin banyak kasih dan potensi diri yang kita berikan dalam sebuah relationship maka akan tercipta sebuah relationship yang erat, tercipta kehidupan yang lebih baik.

dedicated to "Keshav (Dewa)" , "Arjun or Sophie"







Selasa, 02 Juni 2009

Belajar kehidupan dari "Precil"

Suatu ketika Prabu Anglingdarma sedang ingin melihat keadaan sebenarnya dari rakyatnya di Malawapati. Karena saktinya dan tidak ingin ketahuan maka ia menggunakan ilmu malih rupo (merubah wujudnya) menjadi seekor burung pipit. Dengan bebasnya ia dapat mengetahui kehidupan rakyatnya, terbuka semua tanpa ada yang bisa ditutup-tutupi. Semua pembicaraan rakyatnya bisa dia ketahui tanpa diketahui oleh rakyatnya. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat di sebuah ranting pohon di tepi sebuah sawah. Betapa dia sangat menikmati perjalanannya selama ini, banyak manfaat yang bisa dia ambil. Kehidupan yang sebenarnya dari rakyatnya dapat ia ketahui.

Ditengah-tengah keasyikannya menikmati suasana pedesaan, sayup-sayup dia mendengar pembicaraan yang mengusik telinganya. Kemudian dia terbang mendekati asal suara tersebut. Dengan Aji Gineng yang dimilikinya dia dapat mendengar segala pembicaraan hewan , ternyata sumber suara tersebut berasal dari pembicaraan antara precil (anak katak), ikan cetho (ikan kecil) dan belalang. Asyik sekali pembicaraan mereka , dan mampu mengusik Anglingdarma yang saat itu malih rupa menjadi burung pipit.

"Hai precil, apa yang kauinginkan apabila kau diberi kesempatan Sang Pencipta untuk berreinkarnasi? " kata belalang.


Sang precil diam saja sambil tersenyum.

"Ayo jawab dong, masak mesam-mesem saja. Cepat dong !" kata belalang tidak sabar, maklum dia wataknya ambisius. Apa yang menjadi keinginannya harus tercapai. Semua harus mengikuti kehendaknya. Tidak ada yang lebih hebat dari dirinya. Dialah juaranya.

"Iya nih, masak gitu saja tidak bisa. Jawab dong ! " kata ikan cetho memanaskan suasana. Sudah menjadi sifat dan kebiasannya, suka memperkeruh keadaan. Dia akan ikut siapapun, yang penting dia memperoleh kenikmatan. Tidak ada kawan atau lawan sejati, yang ada hanyalah kenikmatan pribadinya saja.

Precil masih tetap diam seperti semula, cuma tersenyum memandang kedua temannya. Sudah menjadi wataknya, tidak mudah untuk mengutarakan kata hatinya. Dilakukan pemikiran dan pemahaman yang mendalam, terus dicarinya agar mencapai kebenaran yang hakiki.

"O a lah, senyum melulu." gerutu belalang. "Ya sudah, kalau menurutmu bagaimana cetho, apa yang kauinginkan?"

"Kalau aku diberi kesempatan berreinkarnasi maka aku tidak mau menjadi ikan cetho lagi. Sungguh tidak mengenakkan, tidak ada yang bisa dibanggakan. Badan sekecil ini apa manfaatnya, aku tidak suka digangguin sama anak kecil-kecil. Aku tidak mau selalu hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Aku ingin bebas merdeka." sahut cetho dengan semangatnya.

"Cuma begitu saja keinginanmu." kata belalang, seakan menantang.

"Kalau aku yang jelas sudah bosan dengan kehidupanku sekarang ini. Hidup apaan ini menjadi seekor belalang, tiap hari cuma makan daun padi yang tidak enak ini. Belum lagi hidup penuh gangguan dari hewan lain manusia. Sungguh tidak mengenakkan."
Kemudian dengan sombongnya belalang melanjutkan kata-katanya, "Aku ingin menjadi manusia, sungguh enak rasanya kalau aku bisa menjadi manusia. Akan kucari harta yang banyak, kucari kesenangan hidup sepuasnya, isteri yang cantik dan banyak, kekuasaan yang besar. Akan kubalas juga orang-orang yang selama ini suka menyemprotku dengan pestisida, kuhancurkan semuanya yang bisa menghalang-halangi cita-citaku. Dunia ini akan kugenggam dalam kekuasanku, semua makhluk hidup harus tunduk kepadaku. Termasuk engkau cetho, kamu harus ikut apa kataku." Sambil membusungkan dadanya, belalang mengatakan semuanya itu.

"Betul sekali belalang, aku akan ikut semua kata-katamu." sahut cetho. Maklum ingin cari selamat dan ikut mulyo, ikut saja yang penting "bahagia".

Sang Precil
tersenyum melihat kelakuan kedua temuannya, dalam hatinya ia berkata "Kasihan sekali teman-temanku, mereka tidak mengetahui apa yang "sebenarnya" meraka cari selama ini".

"Kenapa senyum-senyum, sudah tau jawabnya? Makanya otaknya dipakai to dasar dodol!" sahut cetho

Sambil tersenyum pula precil berkata, "Aku tidak mau apa-apa lagi kawan-kawan, aku sudah cukup bahagia dan bersyukur dengan kehidupanku selama ini. Akan kujalani hidup ini dengan tersenyum sepahit apapun itu, aku akan berusaha agar aku dapat tumbuh berkembang menjadi seekor katak dan kemudian akan mencari pasangan hidupku guna meneruskan generasiku. Aku sadar aku terlahir sebagai seekor kecebong yang kemudian adan bermetamorfosis menjadi seekor katak. Apa yang terjadi dikehidupanku kuterima dengan penuh syukur, kugunakan waktu yang tersisa agar mampu memberikan manfaat yang sebesar-bessarnya bagi semuanya. Kalau memang suatu waktu aku dimakan ular ataupun manusia, aku bersyukur karena kau sudah memberikan tubuhku kepada mereka agar mereka bisa makan. Karena memang begitulah Siklus hidup yang harus kujalani."
Kemudian precil melanjutkan lagi kata-katanya, "Apakah dengan reinkarnasi atau menjadi makhluk hidup yang lain akan kita peroleh kebahagian yang kita cari. Coba lihat manusia yang sedang duduk di sana, kebetulan ada seorang pedagang yang sedang beristirahat karena capek. tidakkah terlihat murung dia, mungkin saja dia sedang memikirkan anak dan istrinya dirumah. Bagaimana dia memenuhi hidupnya. Mungkin juga dia sekarang sedang dikejar-kejar hutang. Coba lihat juga hidup pemilih sawah ini apakah dengan banyak harta dia bahagia, buktinya dia selalu ribut dengan istri dan anak-anaknya. Apa yang kita lihat baik belum tentu sebaik itu pula keadaanya. Yang bisa dilakukan hanyalah memberikan apa yang terbaik dari diri kita untuk sesama makhluk. Segala yang kita jalani selama ini hanyalah semu belaka, tidak ada yang abadi di dunia ini. Karena "Sang Pencipta" yang berkuasa atas semua ini. Kesenangan, kesusahan, kebahagiaan, keindahan adalah fatamorgana, selama kita tidak terikat terhadap semua itu akan diperoleh kebahagiaan yang sejati.
Belalang dan cetho terdiam seribu kata, tidak disangka-sangka temannya masih kecil itu memiliki cara pandang yang begitu dalam. Pengetahuan hidup yang selama ini tidak terfikirkan oleh mereka. Merakapun tersadar dan terbuka bahwa selama ini mereka belum mengetahui hakeket hidup yang sebenarnya.

Sang Prabu Anglingdarma juga dibuat tertegun mendengar perkataan precil. Sebuah pemahaman konsep hidup yang tidak disangka-sangka. Alangkah baiknya apabila semua rakyatnya mampu memperoleh pemahaman hidup seperti itu, sehingga rakyatnya akan mensyukuri kehidupannya dan berusaha saling memberikan yang terbaik buat sesama. Negara Malawapati akan menjadi negara yang makmur, gemah rimah loh jinawi, tata titi tentrem kertoraharjo.

Kemudian dia terbang kembali ke istana, dan setelah berubah wujud menjadi manusia masih teringat semua yang kata-kata precil. Sungguh pembelajaran hidup yang sangat berharga yang dia terima dari seekor makhluk seperti precil

dedicated to "Dewa", "Ajun or Sophie"